Jumat, 20 Februari 2009

katharsis

LATAR BELAKANG TEORI

Katharsis berasal dari bahasa yunani yang berarti pembersihan (Purging).Meskipun belum disebut katharsis, Seorang filsuf Yunani yaitu Aristoteles berpendapat bahwa katharsis adalah penyucian yang dihasilkan pada para pemirsa dalam sebuah pementasan sandiwara. Pendapat lain mengatakan bahwa katharsis merupakan metode psikologi (Psikoterapi) yang menghilangkan beban mental seseorang dengan menghilangkan ingatan traumatisnya dengan membiarkannya menceritakan semuannya, sedangkan menurut agama Kristen pembersihan bias disebut sebagai perubahan mental yang dicapai dalam penyucian diri. Aristoteles telah menggunakan konsep katharsis dalam karyanya untuk menyampaikan emosi akan tragedy kepada audience-nya.

Teori Katharsis pertama kali diperkenalkan pada kisaran awal tahun 1960 dalam tulisan berjudul The stimulating versus cathartic effect of a vicarious aggressive activity yang dipublikasikan dalam journal of abnormal social psychology. Dalam artikel yang ditulis oleh Irving Janes tersebut dibahas tentang hasil penemuan dalam penelirtian tentang catharisis effect pada khalayak media masa khususnya pemirsa televise dan film.

Konsep teori ini berdiri diatas psikoanalisa Sigmund freud, yaitu emosi yang tertahan bias menyebabkan ledakan emosi berlebihan, maka dari itu diperlukan sebuah penyaluran atas emosi yang tertahan tersebut.Penyaluran emosi yang konstruktif ini disebut dengan katharsis. Secara umum, bila kita memiliki sebuah hasrat atau emosi sudah seharusnya kita meluapkannya secara langsung, tapi kita kembali pada kenyataan bahwa manusia memiliki keterbatasan, maka untuk menyalurkan emosi dan hasrat yang tidak mudah diteremahkan dibutuhkan sebuah cara yang relative aman yang bukan merupakan tindakan nyata individu tersebut, melainkan penyaluran yang diwakilkan .

Tidak ada komentar: