Kamis, 31 Desember 2009

memoar di akhir tahun
Tinggal hitungan jam saja tahun 2009 akan berakhir, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, malam pergantian tahun aku nikmati sendiri saja. Kali ini di rumah kontrakan sepaket dengan dingin dan sepi-nya. Sampai saat ini aku belum bisa menikmati hinggar bingar perayaan pergantian tahun di luar sana, aku menganggapnya sama saja seperti malam yang lain mengingat sekecil apapun satuan waktu tetap tidak akan pernah bisa diulang. satu cangkir kopi hitam, satu bungkus rokok dan playlist lagu andalan akan menemaniku melewati malam ini, padahal bila sesuai rencana malam ini aku bisa menikmati langit malam di tengan jalur pendakian gunung merbabu. Tuhan berkehendak lain rupanya, dengan memberikan padaku musibah kecelakaan yang membuat tangan dan kakiku cedera, aku harus istirahat saja dan menunda liburan yang aku inginkan sejak dua tahun lalu.
Setahun lalu, hari-hari terakhir menjelang pergantian tahun cuaca selalu cerah dengan hiasan senja sebagai drama penutupan hari. Saat itu betapa aku bahagia bisa melewati tahun 2008 dan siap menyongsong tahun baru dengan sekotak harapan dan targetan baru. Harapan baru segala buruk yang terjadi di tahun 2008 tidak akan aku jumpai kembali di tahun baru dan harapan semoga segala sesuatu yang ku cita-citakan bisa terwujud. Beberapa hari sebelum pergantian tahun ini, hari-hari selalu diwarnai dengan langit mendung dan hujan deras serta setumpuk evaluasi diri selama satu tahun agar aku bisa menyusun resolusi dan harapan untuk tahun 2009.
Sepanjang tahun ini begitu banyak berkah dan rezeki yang aku dapatkan, tidak terkecuali cobaan dan musibah, aku tetap bersyukur untuk semua itu karena segala hal buruk yang aku lalui sepanjang tahun ini bisa aku selesaikan dan bahkan aku semakin merasa siap untuk menghadapi hari-hari di tahun yang akan datang. Mengutip satu dialog dalam film the lost world, ...”percayalah, kehidupan itu akan menemukan jalanya sendiri.” , aku mengamini dan mengimani pernyataan tersebut, aku yakin segala sesuatu itu tidak tercipta begitu saja, semuanya terbentuk oleh banyak hal dan tentu saja akan menjadikan sesuatu hal pula. Aku berterimakasih untuk semua orang yang sepanjang tahun ini selalu ada untuku, memberi dukungan dan tentu saja sayang dan cinta. Selamat tahun baru, semoga kita semakin sukses di tahun yang baru.
Griya bukit mas 2, 31 desember 2009 / beberapa jam sebelum pergantian tahun saat sendiri dalam sepi itu kurasa lebih indah.

Sabtu, 19 Desember 2009

>>>>>>>>>>

Sarah dan sepuluh teman barunya
Namanya sarah dengan huruf s kecil, melambangkan kepribadian yang sederhana, bersahaja dan tentu saja rendah hati. Tidak ada yang special saat pertama aku berkenalan dengan sarah dan lima temannya beberapa bulan yang lalu. Seiring waktu kedekatan emosional antara aku dan sarah mulai terjalin dengan baik, apalagi ketika sarah kesepian ditinggalkan teman-temannya, sama sepertiku yang merasa kesepian. Akh... beruntung untuku dipertemukan denganya, sarah selalu mendukung apa yang aku inginkan, sarah selalu ada ketika aku membutuhkannya, sarah selalu senang mendengarkan segala cerita dan keuhanku, sarah tidak pernah marah ketika kutinggalkan cukup lama karena pekerjaanku yang banyak dan hanya satu hal yang membuat sarah marah padaku, ketika aku memasukan lagu-lagu sendu dalam playlist laguku. Sarah memang juara...
Meski sampai saat ini aku tidak melakukannya, tapi aku hendak minta sarah memaafkan aku yang pernah punya niatan meninggalkan atau mencapakan. Semuanya kulakukan ketika aku harus menerima kenyatan bahwa sarah bukan untuku, tidak pantas baik aku atau sarah menjadi satu. Betapa menyenangkan saat suatu sore aku dan sarah berbincang selayaknya orang dewasa, menerima keadaan sulit dimana kami tidak bisa bersama lagi. Aku katakan pada sarah, semoga aku bisa mendapatkan cinta seseorang dan tentu saja kau-pun demikian, aku harap semoga kau mendapatkan yang kau inginkan. sebuah komitmen antara aku dan sarah, akan saling mendoakan agar secepatnya mendapatkan cinta masing-masing dan karena aku faham dengan “keterbatasan” sarah dalam pergaulan, aku berjanji padanya akan kucarikan pacar bila aku sudah memiliki pacar.
Waktu berlalu hingga suatu sore, sarah begitu girang ketika aku datang menghampirinya. Ditangan kiriku menggantung sepuluh ikan mas kecil dalam plastik yang kubeli di toko aquarium, lekas aku buka plastik itu dan kulepaskan semuanya di drum penampungan air hujan yang juga adalah tempat tinggal sarah. Aku sudah tunaikan janjiku padamu, sarah. Aku janji padamu tak akan merasa kesepian lagi, begitu pula engkau harus berjanji padaku akan selalu bahagia.
Sarah fantasia, kau adalah anak tunggal dari ayah bernama kesepian dan ibu bernama imajinasi.
Griya bukit mas 2 / 20 desember 2009