Kamis, 18 Juli 2013

Mahakarya Hector Malot

bagi generasi yang tumbuh di era 90an, mungkin tidak akan lupa pada serial kartun Remi. tentang anak sebatang kara, yang harus menjalani hidup dramatis. lompat dari satu kesulitan, ke kesulitan yang lain. dibesarkan oleh Ibu Barberin si petani miskin, yang bersuamikan seorang tukang batu bernama tuan Jerome, di desa kecil bernama Chavanon. saat usia delapan tahun, Remi akhirnya tahu bahwa dia hanyalah anak pungut. Meski Nyonya Barberin tidak memberikan, Remi akan dikirim ke panti asuhan oleh tuan Jerome, karena dia merasa tidak mampu lagi untuk memberinya makan. kehendak berkata lain, tuan Jerome bertemu seorang tua yang menginginkan Remi. Dengan uang 40 Franc, akhirnya Remi dibawa oleh sang tua bernama Signor Vitalis, yang tidak lain adalah seorang pengusaha pertunjukan keliling. menyusuri kota-kota indah Perancis, bersama majikanna Signor Vitalis, tiga Anjing dan satu monyetnya. liku perjalanan panjang, yang pada akhirnya membawa dia pada takdir sejatinya. takdir bahwa Remi adalah anak yang dipaksa dewasa oleh situasi, Remi dicintai banyak orang, dan takdir bahwa dia adalah keturunan bangsawan kaya raya. Serial kartun Remi adalah saduran dari novel legendaris, karya Hector Malot yang ditulis pada tahun 1878 dengan judul asli sans famille, dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul Nobodys Boy. Novel ini pula pernah di terjemahkan oleh Penulis besar Indonesia, Abdoel Moeis pada tahun 1922 dengan judul Sebatang Kara. sangat sepakat bila novel ini disebut sebagai karya besar, masterpiece dari penulisnya. membacanya, kita diseret pada realitas sebagian masyarakat Perancis di ujung abad 19 yang muram, menyedihkan dan tanpa harapan. setiap detail cerita, mampu membawa pembacanya pada dingin badai salju, harumnya hamparan padang rumput, kumuhnya sisi kota Paris, mimpi dan harapan yang tumbuh perlahan. tergambar pula, sebuah gambaran tentang kemiskinan yang menjadi akar masalah sosial lainnya. tidak hanya hal tersebut, dalam karya ini pula pembaca diajak untuk merenungkan kembali, tentang konsep keluarga, persahabatan dan cinta. sebuah karya besar yang layak untuk dibaca, ditengah keringnya bacaan berkualitas yang mampu membuat pembacanya belajar kembali konsep konsep hidup.

Tidak ada komentar: